Untuk menegakkan diagnosa
penyakit infeksi parasit, terlebih dahulu harus diidentifikasi parasitnya.
Parasit tersebut dapat ditemukan pada bahan pemeriksaan (spesimen) baik dari
darah, tinja, urin, sputum dan lain-lain cairan tubuh. Arasit tadi biasanya
berupa telur cacing, larva cacing, trophozoite dan cyste dari suatu suatu Protozoa. Agar parasit dalam cairan
tubuh tadi dapat diidentifikasi dengan mudah, maka mereka tidak boleh berubah
bentuk atau rusak. Di sinilah letak pentingnya pembicaraan tentang pengumpulan
spesimen dan penyimpanannya.
Sampel Tinja
Spesimen ini dapat diperoleh baik
dari tinja yang dikeluarkan secara spontan oleh penderita maupun yang diperoleh
sebagai hasil pemberian pencahar atau klisma. Biasanya penderita mengirimkannya
ke laboratorium dalam suatu wadah karton atau botol. Apapun caranya untuk
memperoleh tinja tadi dan wadah yang digunakan yang penting diperhatikan adalah
jumlahnya dan cepatnya tiba di laboratorium. Umumnya untuk pemeriksaan tinja
dibutuhkan minimal 20-30 gram tinja padat atau 2-3 sendok makan tinja cair.
Sedangkan lama tinja di perjalanan sampai mencapai laboratorium maksimal adalah
1-2 jam setelah dikeluarkan oleh penderita. Jika tinja tadi tidak dapat segera
tiba di laboratorium, maka diperlukan pengawet agar parasit yang dikandungnya
tidak rusak.
Pengawetan Tinja
Tinja yang tidak dapat segera
diperiksa di laboratorium, harus diawetkan segera setelah diperoleh dari
penderita. Bahan pengawet yang sering digunakan adalah polyvinyl alcohol (PVA)
atau cairan Schaudinn. Biasanya cairan ini dipergunakan alam perbandingan 1:3
dengan tinja yang akan diawetkan. Cairan Schaudinn biasanya digunakan untuk
mengawetkan spesimen yang diperkirakan mengandung trophzoite dan cyste.
Di samping PVA digunakan juga
larutan 5-10% formalin dalam perbandingan 1 bagian tinja dan 3 bagian formalin
5-10%. Larutan formalin digunakan terutama untuk mengawetkan cyste, larva, dan
telur cacing. Orang juga sering menggunakan larutan merthiolate iodine formalin
(MIF) sebagai pengawet sekaligus pewarna parasit. Larutan MIF dapat digunakan
untuk mengawetkan segala bentuk parasit. Larutan merthiolate dan formalin
dikemas secara terpisah dari iodine dan baru dicampurkan saat akan digunaka
untuk mengawetkan tinja. Untuk mengawetkan 1 gram tinja dipergunakan 9,4 ml
larutan merthiolate-formalin dan 0,6 ml iodine. Tinja yang telah diawetkan
dengan cara di atas dapat disimpan sampai 1 tahun.
Swab anal
Pengumpulan spesimen dengan cara
ini biasanya digunakan untuk memeriksa adanya telur Oxyuris vermicularis da Taenia
saginata, tetapi dapat juga menemukan telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris
trichiura.
Ada teknik tertentu untuk mengumpulkan spesimen
dari anal yang dinamakan cellulose tape
swab. Karena Oxyuris vermicularis
tidak setiap hari menghasilkan telur, maka pengumpulan spesimen dari anus
jangan sekali saja. Hal yang sama berlaku juga bagi pengumpulan spesimen untuk
mendiagnosa Taeniasis saginata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar